Tidak terasa umat Muslim sebentar lagi memasuki hari ketujuh belas dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di mana hal ini bertepatan dengan...
Tidak terasa umat Muslim sebentar lagi memasuki hari ketujuh belas dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di mana hal ini bertepatan dengan turunnya Alquran atau dikenal dengan peristiwa nuzulul quran. Peritiwa nuzulul quran ini tertulis di dalam Surat Al-Baqarah Ayat 185, "Bulan Ramadan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)".
Setiap tahunnya, peristiwa nuzulul quran ini banyak diperingati dengan berbagai acara misalnya saja kasidah, pentas seni, maupun acara syukuran. Namun berbeda dengan zaman Rasulullah, beliau memiliki kebiasaan saat peristiwa nuzulul quran dengan membaca Alquran.
Untuk memahami lebih jauh lagi seputar nuzulul quran, berikut ini Liputan6.com, Sabtu (18/5/2019) telah merangkum ulasannya. Telah dirangkum dari berbagai sumber, ini makna nuzulul quran, perbedaannya dengan lailatul qadar, dan amalam Rasulullah saat nuzulul quran yang perlu umat Islam ketahui.
Makna Nuzulul Quran
Di antara momen yang berharga di bulan Ramadan adalah malam nuzulul quran dan lailatul qadar. Kedua peristiwa ini merupakan ruang sejarah yang menentukan kehidupan dunia selanjutnya. Soalnya, keduanya ini berhubungan langsung dengan proses turunnya Alquran. Dimana sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia.
Akan tetapi, seringkali banyak yang salah memahami keterangan antara nuzulul quran dan lailatul qadar. Istilah nuzulul quran ini biasa diperingati pada malam tanggal 17 Ramadan, sebagai malam di mana pertama kali Alquran diturunkan kepada Rasulullah SAW di Gua Hira melalui malaikat Jibril.
Untuk memahami makna nuzulul quran, terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang nuzulul quran. Berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari kanal NU Online seputar pemahaman tentang nuzulul quran.
Teori Pertama
Pada malam lalilatul qadar, Alquran dalam jumlah dan bentuk yang utuh dan komplit, diturunkan di langit dunia. Setelah itu, dari langit dunia, Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai kebutuhan selama 20/23/25 tahun.
Teori Kedua
Makna nuzulul quran dijelaskan juga bahwa Alquran diturunkan ke langit dunia selama 20 malam lailatul qadar dalam 20 tahun (lailatul qadar hanya turun sekali dalam setahun). Setelah itu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.
Teori Ketiga
Alquran turun pertama kali pada malam lailatul qadar. Selanjutnya Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu berbeda-beda.
Proses Turunnya Sampai ke Rasulullah
Makna nuzulul quran sering diperingati pada malam tanggal 17 Ramadan, di mana pertama kali Alquran diturunkan kepada Rasulullah SAW di Gua Hira melalui malaikat Jibril. Lantas bagaimana proses komunikasi antara Jibril dan Muhammad SAW berlangsung?
Mengingat keduanya bukan dari jenis makhluk yang sama. Para ulama memberikan dua kemungkinan: Jibril beralih rupa menjadi manusia, atau sebaliknya. Untuk itu, pada kesempatan pertama kali ini, Malaikat Jibril membawa surat iqra'wa rabbukal akram. Kemudian untuk selanjutnya Alquran diturunkan secara berangsur-angsur.
Jenis Alquran yang Diberikan Jibril untuk Rasulullah
Lalu, Alquran seperti apakah yang diturunkan kepada Jibril dan dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW? Hal ini pun dijelaskan ke dalam tiga teori.
Pertama, Alquran diturunkan kepada Jibril lafzan wa ma'nan (kata dan maknanya secara sekaligus). Penjelasannya seperti ini, Jibril menghapal Alquran yang tertulis dalam lauhul mahfudz (tablet yang terjaga), kemudian dibacakan ulang kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada teori ini, ukuran setiap huruf di lauhul mahfudz sebesar Gunung Qaf. Di bawah huruf-huruf itu ada maknanya masing-masing yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Kedua, Jibril membacakan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan makna khusus. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW menerjemahkannya ke dalam baha Arab.
Ketiga, Jibril hanya menyampaikan 'makna Alquran. Selanjutnya, agar Alquran dipahami audiensnya, Nabi Muhammad SAW "membungkusnya" dengan bahasa Arab.
Beda Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar?
Sedangkan term lailatul qadar adalah istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana Alquran diturunkan langsung dari Allah SWT secara keseluruhan baitul izzah (semacam ruang ilahiyah) yang kemudian dibawa jibril secara berangsur kepada Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, malam lailatul qadar hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Di malam itu, merupakan malam yang sangat mulia. Malam yang penuh dengan berkah, yang tidak boleh diragukan lagi. Karena Allah SWT telah mengungkapkannya dalam suart ad-Dukhan ayat 3:
إن أنزلناه فى ليلة مباركة
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.
Malam yang berkah itu tentunya berbeda dengan malam-malam lain. Allah SWT mengistimewakan nilai malam ini lebih dari malam seribu bulan. Karena pada malam itu Malaikat turun ke bumi mengatur segala urusan. Sesuai dengan perintah-Nya mereka, para malaikat akan menetapkan berbagai takdir manusia mulai dari rizki, mati, jodoh dan semuanya.
Karena itulah di namakan lailatul qadar, malam penentuan taqdir manusia. Sudah selayaknya umat Muslim sebagai hamba yang menginginkan taqdir baik, apabila menekuk lutut bersimpuh di malam-malam itu, karena ini berhubungan dengan nasib kita sebagai hamba. Seperti seorang budak yang memohon kepada majikannya.
Amalan Rasulullah Saat Nuzulul Quran
Peristiwa nuzulul quran banyak diperingati dengan berbagai acara, misalnya kasidah, pentas seni, maupun acara syukuran. Namun, pada zaman Rasulullah, beliau memiliki kebiasaan saat peristiwa Nuzulul Quran, yaitu membaca Alquran.
Diriwayatkan dalam Hadis Bukhari, "Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Alquran bersamanya."
Selain tadarus Alquran, Rasulullah juga membaca Alquran di dalam salatnya. Diriwayatkan dalam Hadis Bukhari, "Pada suatu malam di bulan Ramadhan, aku salat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam bilik yang terbuat dari pelepah kurma. Beliau memulai salatnya dengan membaca takbir."
Selanjutnya Rasulullah membaca surat Al-Baqarah, saya pun mengira bahwa beliau akan berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca. Saya pun kembali mengira beliau akan berhenti pada ayat ke-200, ternyata beliau terus membaca hingga akhir Al-Baqarah, dan terus menyambungnya dengan surat Ali Imran hingga akhir.
Kemudian beliau menyambungnya lagi dengan surat An Nisa' hingga akhir surat. Setiap kali beliau melewati ayat yang mengandung hal-hal yang menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa memohon perlindungan. Sejak usai dari shalat Isya' pada awal malam hingga akhir malam, di saat Bilal memberi tahu beliau bahwa waktu shalat subuh telah tiba beliau hanya shalat empat rakaat."
Setiap tahunnya, peristiwa nuzulul quran ini banyak diperingati dengan berbagai acara misalnya saja kasidah, pentas seni, maupun acara syukuran. Namun berbeda dengan zaman Rasulullah, beliau memiliki kebiasaan saat peristiwa nuzulul quran dengan membaca Alquran.
Untuk memahami lebih jauh lagi seputar nuzulul quran, berikut ini Liputan6.com, Sabtu (18/5/2019) telah merangkum ulasannya. Telah dirangkum dari berbagai sumber, ini makna nuzulul quran, perbedaannya dengan lailatul qadar, dan amalam Rasulullah saat nuzulul quran yang perlu umat Islam ketahui.
Makna Nuzulul Quran
Di antara momen yang berharga di bulan Ramadan adalah malam nuzulul quran dan lailatul qadar. Kedua peristiwa ini merupakan ruang sejarah yang menentukan kehidupan dunia selanjutnya. Soalnya, keduanya ini berhubungan langsung dengan proses turunnya Alquran. Dimana sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia.
Akan tetapi, seringkali banyak yang salah memahami keterangan antara nuzulul quran dan lailatul qadar. Istilah nuzulul quran ini biasa diperingati pada malam tanggal 17 Ramadan, sebagai malam di mana pertama kali Alquran diturunkan kepada Rasulullah SAW di Gua Hira melalui malaikat Jibril.
Untuk memahami makna nuzulul quran, terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang nuzulul quran. Berikut ini Liputan6.com telah merangkumnya dari kanal NU Online seputar pemahaman tentang nuzulul quran.
Teori Pertama
Pada malam lalilatul qadar, Alquran dalam jumlah dan bentuk yang utuh dan komplit, diturunkan di langit dunia. Setelah itu, dari langit dunia, Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai kebutuhan selama 20/23/25 tahun.
Teori Kedua
Makna nuzulul quran dijelaskan juga bahwa Alquran diturunkan ke langit dunia selama 20 malam lailatul qadar dalam 20 tahun (lailatul qadar hanya turun sekali dalam setahun). Setelah itu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.
Teori Ketiga
Alquran turun pertama kali pada malam lailatul qadar. Selanjutnya Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu berbeda-beda.
Proses Turunnya Sampai ke Rasulullah
Makna nuzulul quran sering diperingati pada malam tanggal 17 Ramadan, di mana pertama kali Alquran diturunkan kepada Rasulullah SAW di Gua Hira melalui malaikat Jibril. Lantas bagaimana proses komunikasi antara Jibril dan Muhammad SAW berlangsung?
Mengingat keduanya bukan dari jenis makhluk yang sama. Para ulama memberikan dua kemungkinan: Jibril beralih rupa menjadi manusia, atau sebaliknya. Untuk itu, pada kesempatan pertama kali ini, Malaikat Jibril membawa surat iqra'wa rabbukal akram. Kemudian untuk selanjutnya Alquran diturunkan secara berangsur-angsur.
Jenis Alquran yang Diberikan Jibril untuk Rasulullah
Lalu, Alquran seperti apakah yang diturunkan kepada Jibril dan dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW? Hal ini pun dijelaskan ke dalam tiga teori.
Pertama, Alquran diturunkan kepada Jibril lafzan wa ma'nan (kata dan maknanya secara sekaligus). Penjelasannya seperti ini, Jibril menghapal Alquran yang tertulis dalam lauhul mahfudz (tablet yang terjaga), kemudian dibacakan ulang kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada teori ini, ukuran setiap huruf di lauhul mahfudz sebesar Gunung Qaf. Di bawah huruf-huruf itu ada maknanya masing-masing yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Kedua, Jibril membacakan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan makna khusus. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW menerjemahkannya ke dalam baha Arab.
Ketiga, Jibril hanya menyampaikan 'makna Alquran. Selanjutnya, agar Alquran dipahami audiensnya, Nabi Muhammad SAW "membungkusnya" dengan bahasa Arab.
Beda Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar?
Sedangkan term lailatul qadar adalah istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana Alquran diturunkan langsung dari Allah SWT secara keseluruhan baitul izzah (semacam ruang ilahiyah) yang kemudian dibawa jibril secara berangsur kepada Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, malam lailatul qadar hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Di malam itu, merupakan malam yang sangat mulia. Malam yang penuh dengan berkah, yang tidak boleh diragukan lagi. Karena Allah SWT telah mengungkapkannya dalam suart ad-Dukhan ayat 3:
إن أنزلناه فى ليلة مباركة
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.
Malam yang berkah itu tentunya berbeda dengan malam-malam lain. Allah SWT mengistimewakan nilai malam ini lebih dari malam seribu bulan. Karena pada malam itu Malaikat turun ke bumi mengatur segala urusan. Sesuai dengan perintah-Nya mereka, para malaikat akan menetapkan berbagai takdir manusia mulai dari rizki, mati, jodoh dan semuanya.
Karena itulah di namakan lailatul qadar, malam penentuan taqdir manusia. Sudah selayaknya umat Muslim sebagai hamba yang menginginkan taqdir baik, apabila menekuk lutut bersimpuh di malam-malam itu, karena ini berhubungan dengan nasib kita sebagai hamba. Seperti seorang budak yang memohon kepada majikannya.
Amalan Rasulullah Saat Nuzulul Quran
Peristiwa nuzulul quran banyak diperingati dengan berbagai acara, misalnya kasidah, pentas seni, maupun acara syukuran. Namun, pada zaman Rasulullah, beliau memiliki kebiasaan saat peristiwa Nuzulul Quran, yaitu membaca Alquran.
Diriwayatkan dalam Hadis Bukhari, "Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Alquran bersamanya."
Selain tadarus Alquran, Rasulullah juga membaca Alquran di dalam salatnya. Diriwayatkan dalam Hadis Bukhari, "Pada suatu malam di bulan Ramadhan, aku salat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam bilik yang terbuat dari pelepah kurma. Beliau memulai salatnya dengan membaca takbir."
Selanjutnya Rasulullah membaca surat Al-Baqarah, saya pun mengira bahwa beliau akan berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca. Saya pun kembali mengira beliau akan berhenti pada ayat ke-200, ternyata beliau terus membaca hingga akhir Al-Baqarah, dan terus menyambungnya dengan surat Ali Imran hingga akhir.
Kemudian beliau menyambungnya lagi dengan surat An Nisa' hingga akhir surat. Setiap kali beliau melewati ayat yang mengandung hal-hal yang menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa memohon perlindungan. Sejak usai dari shalat Isya' pada awal malam hingga akhir malam, di saat Bilal memberi tahu beliau bahwa waktu shalat subuh telah tiba beliau hanya shalat empat rakaat."
Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini
Gambar : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com
ليست هناك تعليقات