Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menuding kelompok aktivis lingkungan sebagai dalang di balik kebakaran hutan di A...
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menuding kelompok aktivis lingkungan sebagai dalang di balik kebakaran hutan di Amazon.
"Tindakan kriminal para lembaga swadaya masyarakat itu terhadap pemerintah Brasil demi menarik perhatian saya menyusul pemotongan anggaran pemerintah mungkin menjadi alasan kebakaran hutan terjadi," kata Bolsonaro pada Rabu (21/8).
"Ini adalah perang yang sedang kami hadapi. Kebakaran terjadi di tempat-tempat yang strategis. Semua indikasi memperlihatkan bahwa mereka (para LSM) pergi ke sana (Amazon) untuk syuting dan memulai kebakaran hutan. Itulah yang saya rasakan."
Bolsonaro melontarkan pernyataan itu untuk menanggapi kecaman para aktivis lingkungan yang menilai dirinya membiarkan kebakaran hutan di Brasil, terutama hutan Amazon, hingga mencapai rekor terparah tahun ini.
Badan antariksa Brasil, INPE, melaporkan ada 73 ribu titik api yang terdeteksi di Brasil tahun ini, sebagian besar terdapat di lembah Amazon, hutan hujan tropis terbesar di dunia. Jumlah titik api ini merupakan yang tertinggi sejak 2013 lalu.
Asap karhutla bahkan dapat terlihat dari citra satelit INPE di luar angkasa. Kabut asap pekat dilaporkan menyelimuti sejumlah kota termasuk, Sao Paolo, selama beberapa hari terakhir hingga membuat otoritas mengalihkan jalur penerbangan.
Karhutla ini pun memicu reaksi dari warganet Brasil di media sosial. Gambar-gambar kebakaran yang konon melahap sebagian lembah Amazon juga telah menyebar di Twitter.
Tagar #PrayforAmazonas bahkan sempat menjadi trending topic secara global dengan lebih dari 249 ribu kicauan terkait kekhawatiran deforestasi di Amazon.
"Tidak peduli seberapa sukses kita, jika bumi kita mati, semua akan mati," ucap seorang warganet di Twitter.
"Kirim doa-doa terbaik Anda bagi Amazon dan planet ini. Kita akan membutuhkannya," kicau pengguna Twitter lainnya.
Kebakaran hutan memang cenderung meningkat setiap musim kemarau di Brasil. Kebakaran biasanya terjadi pada akhir Oktober atau awal November.
Selain faktor cuaca, kebarakan hutan di Brasil juga kerap terjadi karena ulah petani dan peternak yang ingin membuka lahan untuk usahanya.
Organisasi pro-lingkungan internasional, World Wildlife Fund (WWF), menganggap karhutla terparah ini terjadi akibat percepatan deforestasi di Amazon.
"Secara historis, di wilayah ini, penggunaan api terkait langsung dengan deforestasi karena merupakan salah satu teknik untuk menebang pohon (dan membuka lahan)," demikian pernyataan WWF yang dikutip AFP.
Hal senada juga diutarakan Asosiasi NGO Brasil. Salah satu anggota asosiasi, Camila Veiga, pun menganggap tuduhan Bolsonaro terhadap para LSM adalah hal yang aneh.
Veiga menganggap "karhutla terjadi akibat konsekuensi dari kebijakan yang mendukung kerusakan lingkungan dengan dukungan (pemerintah) terhadap agribisnis dan pembentukan padang rumput."
Pemerintahan Bolsonaro memang dikenal tidak pro-terhadap lingkungan. Di tangan Bolsonaro, Brasil bahkan secara terbuka berniat untuk mengembangkan wilayah Amazon untuk pertanian dan pertambangan. (rds/has)
"Tindakan kriminal para lembaga swadaya masyarakat itu terhadap pemerintah Brasil demi menarik perhatian saya menyusul pemotongan anggaran pemerintah mungkin menjadi alasan kebakaran hutan terjadi," kata Bolsonaro pada Rabu (21/8).
"Ini adalah perang yang sedang kami hadapi. Kebakaran terjadi di tempat-tempat yang strategis. Semua indikasi memperlihatkan bahwa mereka (para LSM) pergi ke sana (Amazon) untuk syuting dan memulai kebakaran hutan. Itulah yang saya rasakan."
Bolsonaro melontarkan pernyataan itu untuk menanggapi kecaman para aktivis lingkungan yang menilai dirinya membiarkan kebakaran hutan di Brasil, terutama hutan Amazon, hingga mencapai rekor terparah tahun ini.
Badan antariksa Brasil, INPE, melaporkan ada 73 ribu titik api yang terdeteksi di Brasil tahun ini, sebagian besar terdapat di lembah Amazon, hutan hujan tropis terbesar di dunia. Jumlah titik api ini merupakan yang tertinggi sejak 2013 lalu.
Asap karhutla bahkan dapat terlihat dari citra satelit INPE di luar angkasa. Kabut asap pekat dilaporkan menyelimuti sejumlah kota termasuk, Sao Paolo, selama beberapa hari terakhir hingga membuat otoritas mengalihkan jalur penerbangan.
Karhutla ini pun memicu reaksi dari warganet Brasil di media sosial. Gambar-gambar kebakaran yang konon melahap sebagian lembah Amazon juga telah menyebar di Twitter.
Tagar #PrayforAmazonas bahkan sempat menjadi trending topic secara global dengan lebih dari 249 ribu kicauan terkait kekhawatiran deforestasi di Amazon.
"Tidak peduli seberapa sukses kita, jika bumi kita mati, semua akan mati," ucap seorang warganet di Twitter.
"Kirim doa-doa terbaik Anda bagi Amazon dan planet ini. Kita akan membutuhkannya," kicau pengguna Twitter lainnya.
Kebakaran hutan memang cenderung meningkat setiap musim kemarau di Brasil. Kebakaran biasanya terjadi pada akhir Oktober atau awal November.
Selain faktor cuaca, kebarakan hutan di Brasil juga kerap terjadi karena ulah petani dan peternak yang ingin membuka lahan untuk usahanya.
Organisasi pro-lingkungan internasional, World Wildlife Fund (WWF), menganggap karhutla terparah ini terjadi akibat percepatan deforestasi di Amazon.
"Secara historis, di wilayah ini, penggunaan api terkait langsung dengan deforestasi karena merupakan salah satu teknik untuk menebang pohon (dan membuka lahan)," demikian pernyataan WWF yang dikutip AFP.
Hal senada juga diutarakan Asosiasi NGO Brasil. Salah satu anggota asosiasi, Camila Veiga, pun menganggap tuduhan Bolsonaro terhadap para LSM adalah hal yang aneh.
Veiga menganggap "karhutla terjadi akibat konsekuensi dari kebijakan yang mendukung kerusakan lingkungan dengan dukungan (pemerintah) terhadap agribisnis dan pembentukan padang rumput."
Pemerintahan Bolsonaro memang dikenal tidak pro-terhadap lingkungan. Di tangan Bolsonaro, Brasil bahkan secara terbuka berniat untuk mengembangkan wilayah Amazon untuk pertanian dan pertambangan. (rds/has)
ليست هناك تعليقات