Tour Travel , Jawa Barat – Kasepuhan Ciptagelar merupakan nama sebuah kampung adat Sunda yang masih memegang teguh adat istiadat yang diwari...
Tour Travel, Jawa Barat – Kasepuhan Ciptagelar merupakan nama sebuah kampung adat Sunda yang masih memegang teguh adat istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Kampung adat ini menempati kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tepatnya di Desa Sinarresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Kali ini Tour Travel mengutip dari Artikel Ilmiah mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta, yang berjudul “TRADISI MIPIT PARE DI KASEPUHAN CIPTAGELAR” oleh Siti Noor Aini dan Moh.Syafi’.
Pada masa tanam padi, masyarakat memiliki 32 rangkaian
ritual budaya padi, walaupun sebanyak itu namun budaya mipit pare merupakan
ritual yang sangat menarik. Mipit pare merupakan salah satu tradisi yang masih
melekat di Kasepuhan Ciptagelar. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk komunikasi
dengan leluhur agar hasil panen melimpah. Komunikasi dan kegiatan yang
dilakukan pun cukup kompleks dan
memiliki kekhasan tersendiri.
“Pelaksanaannya dilakukan ketika usia padi sudah berumur 3-4
bulan. Ritual ini dilakukan untuk meminta restu kepada leluhur supaya panen
mereka bisa melimpah. Proses ritual ini merupakan perwujudan komunikasi nyata
antara masyarakat Ciptagelar dengan leluhur mereka, baik dilakukan secara
kelompok maupun individu.” Kata Siti Noor Aini.
Ritual Mipit Pare diawali dengan Ritual Mabay yang berarti
pinangan. Dimana satu padi akan dianyam dan akan di petik terakhir, padi ini disebut
dengan pare indung. Selanjutnya salamet mipit di rumah dinas, yang berisi
ritual dipimpin langsung oleh Abah (seorang sepuh) dan dilanjut dengan acara mipit
di pagi harinya.
Dalam ritual ini diikuti oleh seluruh perwakilan sesepuh
kampung adat yang berjumlah kurang lebih 369 kampung kecil dan utama. Mereka berjalan
ke ladang baik itu huma atau pun persawahan dengan memakai pakaian adat serta
membawa sesajen.
Tidak ada komentar