Tour Travel , Jakarta - Kemenparekraf mengadakan Focus Group Discussion (FGD) guna merencanakan katalog pariwisata dan ekonomi kreatif ra...
Vinsensius Jemadu selaku kepala biro komunikasi, ekosistem
pariwisata terutama di lima Destinasi Super Prioritas, masih rentan mengalami
berbagai gangguan dan bencana, yang apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak bagi sektor pariwisata. Yang seperti kita ketahui, ada
sekitar 13 juta masyarakat indonesia perekonomian nya masih bergantung pada
sektor ini.
"Informasi bencana dan mitigasinya adalah suatu yang
harus ada di setiap destinasi wisata agar dapat menciptakan ketenangan bagi
wisatawan. Oleh karena itu, penting untuk berkolaborasi bersama BNPB, BMKG, danPVMBG untuk bisa mencari, mendesain suatu peta terhadap destinasi parekraf yang
sensitif rawan bencana sehingga kita bisa melakukan mitigasi meminimalkan
risiko," ujar Vinsensius.
Pemerintah dapat menyusun sistem informasi dalam menghadapi
bencana dan meminimalisir resikonya pada destinasi pariwisata. “Selain sebagai
upaya peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan para pemangku kepentingan
kepariwisataan baik di pusat maupun didaerah. Katalog ini juga bisa membuat
wisatawan berwisata dengan rasa nyaman dan aman," tutur Vinsensius.
Wisatawan dapat menikmati destinasi wisata selagi BMKG
memberikan informasi mengenai rawan bencana dan mitigasi, agar mereka dapat
menikmati berwisata dengan aman serta mengurangi resiko menjadi korban bencana.
PVMBG siap berkolaborasi dengan kemenparekraf dalam akses
penggunaan data serta informasi kebencanaan geologi melalui website MAGMA Indonesia.
"Database sangat penting untuk menyusunkan katalog. Diperlukan integrasi
data dan pedoman yang mudah dipahami oleh masyarakat dan pelaku parekraf pada
khususnya sehingga wisatawan dapat berwisata dengan nyaman," ujar
Yunara Dasa Triana, selaku PLT Kepala Bagian Tata Usaha PVMBG.
Tidak ada komentar